Sunday, 7 January 2024

MENYEDERHANAKAN HIDUP DAN PIKIRAN

 8th January 2023
10.14 WIB


BAGIAN PERTAMA

Kemelekatan dan Kegagalan

upaya menyembuhkannya-

Beberapa tahun belakangan ini aku sedang mencoba berdamai terhadap kegagalan yang menimpa diri secara bertubi-tubi. Buatku pribadi, kegagalan seperti aib atas ketidakmampuanku, sehingga aku cenderung mengutuk diri atas kegagalan tersebut. Sepanjang perjalanan mengutuk diri, aku mencoba untuk bangkit dan terus menjalani hidup. Entah, rasanya seperti ada sesak dan bayang-bayang kegagalan yang tidak pernah hilang. Baik itu pagi, siang, atau pun malam ada salah satu di antaranya aku gunakan waktu tersebut untuk menangis dan merenungi nasib. Sesekali pun terbersit prasangka buruk terhadap ALLAH SWT, "kenapa harus aku yang gagal?". Sebuah pernyataan klasik bukan?

Aku mencoba mengobati kegagalan dengan keterbukaan. Oleh karena itu, sharing each other merupakan salah satu upaya sederhana namun sangat berat untuk aku lakukan pada saat itu. Kira-kira apa yang membuatnya menjadi berat? JUDGEMENT.

Aku tidak sepenuhnya menyadari bahwa sharing our problem ternyata juga harus ada ilmunya. Minimal, kita sebagai pemilik cerita harus pandai memilah dan memilih siapa-siapa saja orang yang layak dan berhak mendengarkan cerita kita. Teman dekatmu bukanlah satu-satunya, tapi bisa jadi hanya salah satunya. Jadi hal selanjutnya yang harus kamu lakukan yaitu mencari orang yang tepat atau sesuai dengan masalah yang ingin kamu sampaikan. Jika kamu menceritakan masalah pada orang yang tidak tepat atau tidak sesuai -dalam arti tidak mumpuni atau tidak memiliki kapasitas yang cukup atas masalahmu- maka kamu tidak akan mendapatkan jalan keluar. Yang ada kamu hanya mendapatkan judgement yang lebih menghancurkanmu atau komentar mengadu nasib seperti "kamu mah harusnya bersyukur, dulu aku blablablablablaaa....". Reader, pahamilah, kita tidak punya cukup energi untuk menampung cerita adu nasib seperti itu. 

Jadi, pahamilah dulu masalahmu sebelum kamu menceritakannya kepada orang lain. Kemudian, pilih dan pilahlah orang-orang yang memiliki kapasitas yang mumpuni terhadap masalahmu agar kamu mendapatkan feedback yang baik dan benar. Dengan begitu, kamu akan dapat berpikir dengan jernih dan logis dalam memaknai kegagalan dan mengambil keputusan.

What's next? kita lanjut bagian kedua ya hehe

No comments:

Post a Comment